antrian paling belakang
gumam gumam tanpa arti
sampai akhirnya di depan pintu kembar
saatnya maju setapak
dua tapak, tiuga tapak, empat tapak
mundur sedikit yang didepan mulai gelisah kiri kanan
mata tetap terbuka hitamnya tepat di tengah
putihnya selalu seperti itu, tidak pernah benar benar bening
ingin rasanya mengecat kembali putihnya
giliran lima di depan yang maju mendapatkan jatah
diperiksanya teliti
karcis hitam dan putih
ada coret coretan merah lihatku dari jauh
silahkan masuk pintu yang kiri
saya bisa melihat gerak gerak cahaya itu mendorong masuk antrian ke lima
terdengar sorak sorai menyambut dari dalam pintu
suara suara, tepuk tepukan tulang belulang dan gemerincing rantai panjang tebak saya
empat dan tiga pun berlalu dengan empat ke kanan dan tiga ke kiri menyusul lima
masih bertanya tanya ada siapa saja yang riuh di dalam pintu kiri
seketika kosong rasanya
baluran darah dalam belat belit nadi mulai berbaris rapi dan balik kanan
antrian dua terasa lama sekali
rupanya lupa menaruh dimana karcis miliknya
diberi kesemptan mengingat ingat sejenak
dua memeriksa folder folder memory satu persatu
ternyata terselip di folder memory yang lama
dua pun dipersilahkan masuk setelah diperiksanya
cahayanya kini kembali mengarahkan ke pintu sebelah kiri
karcis hitam ada
karcis putih ada
periksaku melihat tangan memegangnya erat
sebentar lagi giliran saya
gumam gumam tanpa arti
sampai akhirnya di depan pintu kembar
saatnya maju setapak
dua tapak, tiuga tapak, empat tapak
mundur sedikit yang didepan mulai gelisah kiri kanan
mata tetap terbuka hitamnya tepat di tengah
putihnya selalu seperti itu, tidak pernah benar benar bening
ingin rasanya mengecat kembali putihnya
giliran lima di depan yang maju mendapatkan jatah
diperiksanya teliti
karcis hitam dan putih
ada coret coretan merah lihatku dari jauh
silahkan masuk pintu yang kiri
saya bisa melihat gerak gerak cahaya itu mendorong masuk antrian ke lima
terdengar sorak sorai menyambut dari dalam pintu
suara suara, tepuk tepukan tulang belulang dan gemerincing rantai panjang tebak saya
empat dan tiga pun berlalu dengan empat ke kanan dan tiga ke kiri menyusul lima
masih bertanya tanya ada siapa saja yang riuh di dalam pintu kiri
seketika kosong rasanya
baluran darah dalam belat belit nadi mulai berbaris rapi dan balik kanan
antrian dua terasa lama sekali
rupanya lupa menaruh dimana karcis miliknya
diberi kesemptan mengingat ingat sejenak
dua memeriksa folder folder memory satu persatu
ternyata terselip di folder memory yang lama
dua pun dipersilahkan masuk setelah diperiksanya
cahayanya kini kembali mengarahkan ke pintu sebelah kiri
karcis hitam ada
karcis putih ada
periksaku melihat tangan memegangnya erat
sebentar lagi giliran saya
Comments
Post a Comment