Skip to main content

Hugo Mistakes


Mata saya hampir tidak berkedip saat mulai menonton film arahan Martin Scorsese, yang baru saja memenangkan lima penghargaan Oscar (academy award) tahun 2012. Intro yang begitu menawan, gambar one shot yang tak putus hampir dua menit membawa pandangan begitu menikmati film yang bersetting kota Paris tempo dulu.

Film yang mengisahkan petualangan Hugo (diperankan oleh Asa Butterfield) seorang anak yatim piatu yang tinggal di stasiun kereta setelah ayahnya yang seorang tukang jam meninggal dunia. Hugo kemudian ikut dengan pamannya yang bertuga sebagai pemelihara jam di stasiun kereta. Hugo yang tidak terurus oleh pamannya sering mencuri roti untuk mengisi perutnya yang kosong.

Untuk selalu bisa merasakan keberadaan ayahnya, Hugo melanjutkan memperbaiki robot yang diperoleh ayahnya di museum tempat kerja ayahnya.Namun, sayangnya Hugo tidak memiliki kunci untuk menghidupkan robot tersebut.

Terlepas dari ide cerita yang cukup menarik dan sound mixing yang begitu menawan, film dengan lima penghargaan oscar ini tidak luput dari kesalahan. Sedikit tidak percaya ketika ditemukan beberapa kesalahan di dalam film pemenang terbaik cinematography ini. Kesalahan kesalahan dalam Hugo saya masukan empat yang bisa dilihat jelas;

1.Hugo yang sedang membersihkan robotnya(MCU) dikagetkan dengan suara pintu yang terbuka dan Hugo pun membalikkan badannya (MS, saat shot berubah menjadi wide shot dengan angle yg sama Hugo terlihat kembali membalikkan badannya.
2. Setelah benar benar masuk ke dalam rumah dan menyampaikan berita duka (MS) Paman Claude terlihat mengambil sebuah jam di atas meja ketika berjalan masuk ke dalam rumah(MS) shot berikutnya Hugo terlihat sedih, shot berikutnya Paman Claude
meminta Hugo bergegas untuk ikut dengannya, di shot ini terlihat Paman Claude kembali mengambil jam yang ada di atas meja dan memasukkan ke kantongnya (MCU).
3. Jauh ke sekitar menit 54 saat Hugo dan Issabele mencoba kunci berbentuk hati di kamar Hugo, adegan saat automaton berhenti menggambar dalam adegan ini, kita bisa memperhatikan posisi pulpen pada saat aitomaton berhenti menulis dari shot pertama dan shot selanjutnya berubah, di shot pertama ujung pulpen tepat berada d kertas sedangkan saat ke dua ujung pulpen tidak berada tepat di kertas (agak sedikit melayang)
4. Adegan dimana hugo bermimpi dan dalam mimpinya Hugo melihat kunci yang berbentuk hati ada di antara rel kereta, di adegan ini kunci yang tadinya berada di kerikil kerikil di anatara bantalan kereta berpindah ke atas bantaan kereta pada shot yang berbeda.

Walaupun dengan total kesalahan continuity yang jumlahnya tidak sedikit, Hugo benar benar berhasil menyihir mata kita unutk tidak berkedip hampir dua jam. Film yang dipercayakan Director of Photography nya kepada Robert Richardson yang telah memenangkan tiga oscar dalam JFK, The Aviator, dan Hugo.

Comments

  1. kak,saya belum tahu betul bagaimana itu dibilang continuity,tapi kalo mau ki liat (mistake) seperti yang kita kasih liat ka di lab. coba lah nonton movie layar lebarnya ultraman atau kamen rider. hehe :imho:

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Eternal Sunshine of The Spotless Mind

"How happy is the blameless vestal's lot?the world forgetting,by the world forgot.Eternal Sunshine of the spotless mind, Each pray'r accepted, and each wish resigned". Alexander Pope Maaf kalo film ini sudah terlalu lama untuk dijadikan sebuah tulisan atau ulasan dalam blog ini. Pastinya, film ini patut untuk dinonton bagi siapa saja yang sedang merasakan hal yang sama atau dalam kasus yang berbeda sekalipun. Menghapus ingatan dalam kepala kita bisa jadi pilihan yang sangat menggoda, walaupun kemudian akan banyak hal yang menjadi dampaknya. Apapun namanya, aktivitas kita berinteraksi dengan orang lain adalah pengalaman yang sangat berharga sebagai makhluk sosial yang kadang asosial. Waktu adalah hal yang menjadi dominan dalam peran keberlangsungan kemampuan memory otak kita untuk mengingat sesuatu hal. Banyak lah kalimat kalimat bijak yang mengarahkan kita untuk yakin bahwa waktu akan bisa menghapus sesuatu tak peduli itu baik atau buruk, itu senang atau baha

The Pursuit of HappYness

Jika disuruh menyebutkan siapa aktor favorit saya, Will Smith akan menjadi salah satu yang saya sebutkan setelah Tom Hanks. Bagaimana dengan aktris, jika aktor saya punya banyak jagoan maka saya hanya akan memilih Helena Bonham Carter sebagai aktri favorit saya, Peran Helena dalam Fight Club (1999),Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2007) dan yang paling baru The King's Speech (2010)membuat saya langsung jatuh cinta pada aktris kelahiran Golders Green, London, empat puluh enam tahun lalu. Kali ini saya akan coba mereview film karya Gabriele Muccino bergenre drama keluarga berjudul The Pursuit of HappYness. Film ini mungkin tidak begitu terkenal seperti The Departed, Apocalypto, Pans Labyrinth, dan Pirates of The Carribean; Dead Man's Chest yang release di tahun yang sama. Film yang diangkat berdasarkan kisah nyata ini ditulis dengan begitu menarik oleh Steve Conrad dari buku yang berjudul sama. Film yang mengisahkan perjalanan hidup Chris Gardner ini diperankan

Hara-Kiri: Death of a Samurai

Mungkin masih lekat dalam ingatan kita, bagaimana kisah The Last Samurai (2003) yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Ken Watanabe. The Last Samurai banyak mengangkat keadaan kultural dan segala intriknya pada masa transisi pasca restorasi Meiji. Kali ini saya tidak akan membahas apa yang terjadi dalam film The Last Samurai, kali ini saya akan mengangkat hal yang lebih detail tentang kehidupan seorang Samurai pada masa Shogun berkuasa. Hara-Kiri: Death of a Samurai inilah judul film yang akan kita bahas kali ini. Disutradarai oleh Takashi Miike dan berlatar belakang Jepang sebelum restorasi Meiji. Hara-Kiri adalah film yang diangkat dari sebuah novel karya Yasuhiko Takiguchi dengan judul Ibun rônin-ki sedangkan skenario nya ditulis oleh Kikumi Yamagishi. Film yang dibintangi Kôji Yakusho, Eita dan Naoto Takenaka ini diproduksi oleh Recorded Picture Company bekerja sama dengan Sedic International dan Amuse Soft Entertainment dengan durasi hampir dua jam. Bergenre drama film ini menyaji