Skip to main content

Breakday Quiz

Quiz malam ini berhasil membuat saya terjaga hingga dini hari. Sejak pukul 19.51 Wita, saat ujian mendadak ini diumumkan, badan ini belum seutuhnya bisa mendinginkan panas. Tidak jadi soal yang berlebihan untuk ikut ujian yang satu ini, tidak ada sama sekali motivasi penghalang saya mengambil tas dan merapikan sebuah komputer jinjing masuk ke dalam deuter berumur empat tahun yang mulai lusuh.

Karena masih bercelana pendek dan berkaos oblong saya putuskan untuk melanjutkan cardio excercise malam hari, walaupun malam sebelumnya sudah melakukan hal yang sama dan hampir saja membunuh orang dijalan. Tidak ada referensi harus kemana, untuk bisa mendapatkan kertas ujian yang diwajibkan kepada saya, yah..alhasil saya pun harus mencuri di salah satu situs share file gratis, maklumlah saat ini kementerian yang ngurusin soal proteksi karya karya orang itu lebih getol ngurusin situs porno.

Sepanjang jalan saya masih terus bertanya ujian apa yang saya dapatkan hari ini, namun belum terbayang sedikitpun apa konten ujian itu, yang pasti saya akan jadi hewan nocturnal malam ini, andai saya tarsius mungkin akan lebih mudah.

karena sudah faham betul bermain dan berburu file gratis, bahkan literatur luar, akhirnya saya dengan mudah memperoleh soal ujian dengan konten lokal tersebut. Tidak memakan waktu yang lama untuk mengunduh file dengan ukuran kecil format pocket reader itu.

sekarang saya sudah dapat gambaran apa yang bakal jadi ujian saya hari ini...huaaaa ternyata cukup sulit buat orang dari golongan tidak cerdas seperti saya, namun saya sudah berjanji dan akan saya coba tepati.

Mari mulai ujiannya, dengan ditemani secangkir kopi susu dan sebungkus rokok, lembar demi lembar pun berhasil saya lahap, bacaan dengan ide sederhana namun disajikan dengan sangat luar biasa ilmiahnya, alhasil saya harus menggunakan dua mata tambahan saya lagi, untuk sedikit tetap bisa menjaga garis bari demi baris khas efek mata yang ngaco.

dua pertiga bacaan itu selesai saya memutuskan untuk pindah tempat karena backsound yang dimainkan di tempat ujian saya mulai rada melankolis dan membuat saya mengantuk, dalam situasi seperti ini saya memilih untuk tidak mendengarkan apa apa.

cardio exercise kembali berlanjut dengan jarak tempuh yang hampir sama namun dengan kontur yang sedikit lebih ringan, setiba di tempat selanjutnya saya kemudian melanjutkan ujian wajib ini dengan sedikit lebih santai, kadang rebahan kadang terlentang sesekali pun nungging untuk memastikan otot di bagian bawah saya tidak kaku.

Sungguh luar biasa ujian kali ini dan saya sukses menjalaninya dengan kurang dari sepuluh jam melahap 400 halaman tanpa pernah berkedip, mungkin mata ini masih cukup kuat karena telah diistirahatkan begitu lama, begitupun kepala yang sudah lama tidak mencerna hal hal baru seperti ini.

Sayangnya saya tidak bisa menulis apapun dengan gaya bahasa bertutur unutuk ujian itu, nampaknya perlu menulis surat lagi untuk menuliskan hasil ujian ini. Terima kasih telah memberika ujian buat saya, sebuah kebanggan dan kehormatan bisa menempuh ujian ini.

Comments

Popular posts from this blog

The Lucky One

"finding the lights means you must pass through the deepest darkness" Ini pertama kalinya saya mereview film drama bertemakan cinta, yang memenangkan beberapa penghargaan Teen Choice Award. Mungkin akan terdengar sedikit aneh yah, tapi bagaimanapun juga pesona seorang Zac Efron dalam film percintaan tetap saja jadi daya tarik sendiri bagi penggemar remaja hingga dewasa. Dalam film ini, Zac Efron (Logan) memerankan seorang marinir yang baru saja kembali dari perang di Irak dan lawan mainnya Taylor Schiling memerankan Beth. Film ini meneceritakan keberuntungan seorang marinir bernama Logan yang lolos dari maut berulang kali sejak dia menemukan sebuah foto di medan perang, foto seorang perempuan yang tidak pernah dikenalnya. Logan yang terus berusaha mencari dengan menggunakan semua petunjuk yang terdapat dalam foto itu. Akhirnya logan memutuskan untuk berjalan kaki untuk mencari perempuan di dalam foto itu. Sesampainya di sebuah kota bersama anjing peliharaannya,

The Pursuit of HappYness

Jika disuruh menyebutkan siapa aktor favorit saya, Will Smith akan menjadi salah satu yang saya sebutkan setelah Tom Hanks. Bagaimana dengan aktris, jika aktor saya punya banyak jagoan maka saya hanya akan memilih Helena Bonham Carter sebagai aktri favorit saya, Peran Helena dalam Fight Club (1999),Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2007) dan yang paling baru The King's Speech (2010)membuat saya langsung jatuh cinta pada aktris kelahiran Golders Green, London, empat puluh enam tahun lalu. Kali ini saya akan coba mereview film karya Gabriele Muccino bergenre drama keluarga berjudul The Pursuit of HappYness. Film ini mungkin tidak begitu terkenal seperti The Departed, Apocalypto, Pans Labyrinth, dan Pirates of The Carribean; Dead Man's Chest yang release di tahun yang sama. Film yang diangkat berdasarkan kisah nyata ini ditulis dengan begitu menarik oleh Steve Conrad dari buku yang berjudul sama. Film yang mengisahkan perjalanan hidup Chris Gardner ini diperankan

Hara-Kiri: Death of a Samurai

Mungkin masih lekat dalam ingatan kita, bagaimana kisah The Last Samurai (2003) yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Ken Watanabe. The Last Samurai banyak mengangkat keadaan kultural dan segala intriknya pada masa transisi pasca restorasi Meiji. Kali ini saya tidak akan membahas apa yang terjadi dalam film The Last Samurai, kali ini saya akan mengangkat hal yang lebih detail tentang kehidupan seorang Samurai pada masa Shogun berkuasa. Hara-Kiri: Death of a Samurai inilah judul film yang akan kita bahas kali ini. Disutradarai oleh Takashi Miike dan berlatar belakang Jepang sebelum restorasi Meiji. Hara-Kiri adalah film yang diangkat dari sebuah novel karya Yasuhiko Takiguchi dengan judul Ibun rônin-ki sedangkan skenario nya ditulis oleh Kikumi Yamagishi. Film yang dibintangi Kôji Yakusho, Eita dan Naoto Takenaka ini diproduksi oleh Recorded Picture Company bekerja sama dengan Sedic International dan Amuse Soft Entertainment dengan durasi hampir dua jam. Bergenre drama film ini menyaji