Skip to main content

Visualize Reality is a Lie


Initiate by latest discussion about visual research, I am wonder and try to re-think about some documentary movie that I’ve made. Several titles are closest to traditional ritual and environment campaign, but none contains in-depth and concern to one specific sub topic. Most of them were superficial and less focused on single sub-topic. Some said, it was similar to cultural profile video then documentary movie.
Lets look in defining the documentary, what is documentary? One simple common answer is; not a movie, at least not movie like Titanic. Some said; a movie that isn’t fun or totally serious movie, or something that tries to teach, to show, to attract you by reality in visual form. American Film Critic, Patricia Aufderheide said, “documentary is a movie about real life; they are not real life. They are not even windows onto real life. They are portraits of real life, using real life as their raw material, constructed by artist and technicians who make myriad decisions about what story to tell to whom, and for what purpose”. So exactly documentary is not a real life, it is just part of real life that selected and wrapping by an artist. Documentary is not live report news on TV; it is also not a real life transform to TV show. Documentary is a little piece of selected life reality that is might be come as a concern and issue to show.
Documentary is a movie that does its best to represent real life and that doesn’t manipulate it. And yet, there is no way to make a film without manipulating the information. Selection of topic, editing, mixing sound are all manipulations. Broadcast Journalist Edward R. Murrow once said, “anyone who believes that every individual film must represent a “balanced” picture knows nothing about either balance or pictures.”
Documentary as reality movie was well known by Robert Flaherty masterpieces through Nanook of The North that was exploring Inuit. In Fact Nanook of The North is considered become a first great documentaries become debatable, because The Inuit was assumed roles at filmmaker Robert Flaherty’ direction. In this case Robert Flaherty did not let the real life plays naturally in his film, but Flaherty was set it up. Flaherty’s intent to become participatory observer through live with The Inuit, was the best choice to take first step in this movie, but unfortunately, what is Flaherty wanted on filmed was not fit to the reality.
That was an example of selected life reality. What is in our head and imagine was not always the same with the reality that we have observed and selected. So, its important to observed the main topic in our film concern, so you can easily pick one idea to film. We share truth and reality through movie, we don’t offer dream so then audience can appreciate with their own opinion.

Comments

Popular posts from this blog

The Pursuit of HappYness

Jika disuruh menyebutkan siapa aktor favorit saya, Will Smith akan menjadi salah satu yang saya sebutkan setelah Tom Hanks. Bagaimana dengan aktris, jika aktor saya punya banyak jagoan maka saya hanya akan memilih Helena Bonham Carter sebagai aktri favorit saya, Peran Helena dalam Fight Club (1999),Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2007) dan yang paling baru The King's Speech (2010)membuat saya langsung jatuh cinta pada aktris kelahiran Golders Green, London, empat puluh enam tahun lalu. Kali ini saya akan coba mereview film karya Gabriele Muccino bergenre drama keluarga berjudul The Pursuit of HappYness. Film ini mungkin tidak begitu terkenal seperti The Departed, Apocalypto, Pans Labyrinth, dan Pirates of The Carribean; Dead Man's Chest yang release di tahun yang sama. Film yang diangkat berdasarkan kisah nyata ini ditulis dengan begitu menarik oleh Steve Conrad dari buku yang berjudul sama. Film yang mengisahkan perjalanan hidup Chris Gardner ini diperankan ...

Eternal Sunshine of The Spotless Mind

"How happy is the blameless vestal's lot?the world forgetting,by the world forgot.Eternal Sunshine of the spotless mind, Each pray'r accepted, and each wish resigned". Alexander Pope Maaf kalo film ini sudah terlalu lama untuk dijadikan sebuah tulisan atau ulasan dalam blog ini. Pastinya, film ini patut untuk dinonton bagi siapa saja yang sedang merasakan hal yang sama atau dalam kasus yang berbeda sekalipun. Menghapus ingatan dalam kepala kita bisa jadi pilihan yang sangat menggoda, walaupun kemudian akan banyak hal yang menjadi dampaknya. Apapun namanya, aktivitas kita berinteraksi dengan orang lain adalah pengalaman yang sangat berharga sebagai makhluk sosial yang kadang asosial. Waktu adalah hal yang menjadi dominan dalam peran keberlangsungan kemampuan memory otak kita untuk mengingat sesuatu hal. Banyak lah kalimat kalimat bijak yang mengarahkan kita untuk yakin bahwa waktu akan bisa menghapus sesuatu tak peduli itu baik atau buruk, itu senang atau baha...

Hara-Kiri: Death of a Samurai

Mungkin masih lekat dalam ingatan kita, bagaimana kisah The Last Samurai (2003) yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Ken Watanabe. The Last Samurai banyak mengangkat keadaan kultural dan segala intriknya pada masa transisi pasca restorasi Meiji. Kali ini saya tidak akan membahas apa yang terjadi dalam film The Last Samurai, kali ini saya akan mengangkat hal yang lebih detail tentang kehidupan seorang Samurai pada masa Shogun berkuasa. Hara-Kiri: Death of a Samurai inilah judul film yang akan kita bahas kali ini. Disutradarai oleh Takashi Miike dan berlatar belakang Jepang sebelum restorasi Meiji. Hara-Kiri adalah film yang diangkat dari sebuah novel karya Yasuhiko Takiguchi dengan judul Ibun rônin-ki sedangkan skenario nya ditulis oleh Kikumi Yamagishi. Film yang dibintangi Kôji Yakusho, Eita dan Naoto Takenaka ini diproduksi oleh Recorded Picture Company bekerja sama dengan Sedic International dan Amuse Soft Entertainment dengan durasi hampir dua jam. Bergenre drama film ini menyaji...