Kesalahan tidak menjaga tubuh, yang terus menerus dipakai. Dibiarkan berdebu penuh, dihempas angin tiap malam mendingin atau tersram asam dari air hujan yang polutan.
satu dua lompatan tubuh mungkin tidak mengapa, sok aksi dari ingatan masa lalu selalu menjadi semangat berlebih, kelewatan tepatnya.
Sore pun mulai akrab datang dengan dingin hujan yang mehyertainya, teriring suara sahut sahutan panggilan ibadaniyah
keringat muai membanjir, kurung diri dengan selembar penghangat sambil menghisap tembakau duduk memandang manusia manusia lain yang lewat
Seperti melintas di depan dinding besar, tak ada kata
Datangah yang berjanji dari ujung ujung lorong yang tak ku kenal
sangat jauh
Mulailah kerjaan yang tak perlu sebenarnya diperankan, sanggup saja sebenaranya untuk pergi untuk menjadi total atas sebuah pilihan satu atau dua tidak satu dan setangah
sayangnya kebaikkan dan niayan selalu saja meminta resistan yang lebih
Tidak untuk saat ini, untuk saat yang mungkin saja datangnya nanti
Malampun sampai juga, tiba keinginana paling besar ntuk meluruskan smua badan yang sudah dipakai seharian untuk berpikir dan merenung bahkan untuk bereaksi merepson aksi
Warung yang mengisi perut dari masa lalu hingga kini masih setia dengan dagangannya, tanpa kenikmatan melahap semua makanan, cepat dan senyap
Saatnya kembali ke kotak persembunyianku untuk kembali mengadu, kembali akra denganNya hingga leth dan suruhanNya tak lagi bersimpuh. Tapi terbaring
Comments
Post a Comment