Skip to main content

Extremely Loud and Incredibly Close

Satu lagi film bergenre drama keluarga yang cukup memukau, dibintangi oleh Thomas Horn, Tom Hanks dan Sandra Bullock, mengangkat sisi lain dari sebuah keluarga yang ditinggal mati oleh kepala keluarga mereka dalam insiden 9/11. Film berlatar kota New York pasca tragedi 9/11 dikemas dengan begitu apik oleh sutradara Stephen Daldry.
Film ini bercerita tentang seorang anak berusia enam tahun bernama Oskar Schell (Thomas Horn) yang berusaha mencari gembok dari sebuah kunci misterius yang ditinggalkan oleh ayahnya. Oskar Schell adalah anak berusia sembilan tahun yang menderita Asperger. Hubungan antara OSkar dan ayahnya Thomas Schell (Tom Hanks) begitu dekat, Thomas yang berprofesi sebagai penjual perhiasan itu, selalu menjadi sahabat Oskar dalam belajar dan berpetualang. Oskar yang menderita Asperger begitu tertarik dengan semua petualangan yang diceritakan oleh ayahnya. Hingga suatu hari sebelum ayahnya tewas dalam tragedi 9/11 Oskar sedang melakukan ekspedisi untuk mencari bagian ke-enam dari kota New York yang sudah lama hilang.
Pasca kematian sang ayah, Oskar begitu terpukul dan belum bisa menerima kematian ayahnya. Seperti kebanyakan korban tragedi 9/11, jasad Thomas tidak pernah ditemukan dan akhirnya pemakamanpun hanya dilakukan dengan mengubur peti mati yang kosong. Oskar tidak bisa menerima segala sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan menggunakan logika terlebih melihat pemakaman ayahnya. Pada suatu malam pasca sang ayah meninggal, Oskar menemukan sebuahkunci misterius di lemari pakaian ayahnya, Oskar kemudian berpikir apakah kunci ini menjadi pesan terakhir ayahnya untuk dia dalam menemukan jawaban atas ekspedisinya. Sebagai penderita Asperger, Oskar mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan berkomunikasi dengan orang dan lingkungan di sekitarnya, bahkan dengan ibunya sendiri.
Linda Schell (Sandra Bullock), ibu Oskar terus mencoba untuk menjelaskan dan berusaha dekat dengan anaknya sendiri, berbagai macam carapun berujung pertengkaran. Oskar yang yakin kunci yang ditemukannya adalah sebuah petunjuk dari ayahnya terus melakukan pencarian. Oskar menemukan petunjuk lain pada amplop yang memuat kunci misterius itu, petunjuk itu berupa tulisan "Black". Oskar kemudian meyakini "Black" adalah sebuah nama, dan Oskar yakin kalo kunci itu menemukan pemiliknya maka Oskar akan mendapatkan sebuah jawaban. Oskar kemudian mendata semua orang dengan nama belakang Black. Oskar kemudian mendatangi satu persatu orang tersebut dan bertanya kepada mereka. Hasilnya pun nihil, Oskar yang ditemani lelaki tua tetangga seberang apatemen Oskar yang kemudian diketahui sebagai kakeknya hampir putus asa. Hingga suatu malam Oskar yang sedang memandangi potongan koran yang ditemukan di dalam jas ayahnya mendapatkan petunjuk baru berupa nomor telepon seseorang bernama Abby Black, dan ternyata Abby Black adalah orang pertama yang dikunjungi Oskar dalam berhari hari pencariannya. Ternyata kunci yang selama ini Oskar harapakan akan menjadi jawaban untuk dirinya hanya adalah sebuah kunci branks milik mantan suami Abby yang juga beberapa bulan sebelumnya mengalami hal yang sama seperti Oskar yakni kehilangan ayah.
Oskar yang mendapati kenyataan seperti itu kian terpukul. Oskar yang kemudian mengamuk dalam kamarnya kemudian didekati dan ditenangkan oleh sang ibu, dan mereka pun bercerita panjang lebar soal gerak gerik Oskar yang ternyata selama ini diperhatikan oleh ibunya, ibunya bahkan mendatangi satu demi satu daftar nama orang yang akan didatangi oleh Oskar dan bermohon kepada mereka untuk meluangkan waktu ketika Oskar datang. Oskar yang selama ini berpikir bahwa ibunya tidak tahu sama sekali tentang apa yang dilakukannya kemudian menegerti bahwa ibunya juga sangat mencintai dan memperhatikan Oskar sama speerti Ayahnya. Oskar yang mulai bisa mengikhlaskan kepergian ayahnya kemudia menuliskan surat ke semua orang yang didatanginya kemarin untuk menucapkan terima kasih telah menerimanya dengan baik. Tak diduga ternyata Oskar mendapatkan jawaban atas ekspedisinya selama ini dibawah sebuah ayunan besi yang sengaja disembunyikan ayahnya sebelum peristiwa 9/11, Oskar sungguh bahagia telah menemukan jawaban atas ekspedisinya selama ini.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

The Lucky One

"finding the lights means you must pass through the deepest darkness" Ini pertama kalinya saya mereview film drama bertemakan cinta, yang memenangkan beberapa penghargaan Teen Choice Award. Mungkin akan terdengar sedikit aneh yah, tapi bagaimanapun juga pesona seorang Zac Efron dalam film percintaan tetap saja jadi daya tarik sendiri bagi penggemar remaja hingga dewasa. Dalam film ini, Zac Efron (Logan) memerankan seorang marinir yang baru saja kembali dari perang di Irak dan lawan mainnya Taylor Schiling memerankan Beth. Film ini meneceritakan keberuntungan seorang marinir bernama Logan yang lolos dari maut berulang kali sejak dia menemukan sebuah foto di medan perang, foto seorang perempuan yang tidak pernah dikenalnya. Logan yang terus berusaha mencari dengan menggunakan semua petunjuk yang terdapat dalam foto itu. Akhirnya logan memutuskan untuk berjalan kaki untuk mencari perempuan di dalam foto itu. Sesampainya di sebuah kota bersama anjing peliharaannya,

The Pursuit of HappYness

Jika disuruh menyebutkan siapa aktor favorit saya, Will Smith akan menjadi salah satu yang saya sebutkan setelah Tom Hanks. Bagaimana dengan aktris, jika aktor saya punya banyak jagoan maka saya hanya akan memilih Helena Bonham Carter sebagai aktri favorit saya, Peran Helena dalam Fight Club (1999),Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2007) dan yang paling baru The King's Speech (2010)membuat saya langsung jatuh cinta pada aktris kelahiran Golders Green, London, empat puluh enam tahun lalu. Kali ini saya akan coba mereview film karya Gabriele Muccino bergenre drama keluarga berjudul The Pursuit of HappYness. Film ini mungkin tidak begitu terkenal seperti The Departed, Apocalypto, Pans Labyrinth, dan Pirates of The Carribean; Dead Man's Chest yang release di tahun yang sama. Film yang diangkat berdasarkan kisah nyata ini ditulis dengan begitu menarik oleh Steve Conrad dari buku yang berjudul sama. Film yang mengisahkan perjalanan hidup Chris Gardner ini diperankan

Hara-Kiri: Death of a Samurai

Mungkin masih lekat dalam ingatan kita, bagaimana kisah The Last Samurai (2003) yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Ken Watanabe. The Last Samurai banyak mengangkat keadaan kultural dan segala intriknya pada masa transisi pasca restorasi Meiji. Kali ini saya tidak akan membahas apa yang terjadi dalam film The Last Samurai, kali ini saya akan mengangkat hal yang lebih detail tentang kehidupan seorang Samurai pada masa Shogun berkuasa. Hara-Kiri: Death of a Samurai inilah judul film yang akan kita bahas kali ini. Disutradarai oleh Takashi Miike dan berlatar belakang Jepang sebelum restorasi Meiji. Hara-Kiri adalah film yang diangkat dari sebuah novel karya Yasuhiko Takiguchi dengan judul Ibun rônin-ki sedangkan skenario nya ditulis oleh Kikumi Yamagishi. Film yang dibintangi Kôji Yakusho, Eita dan Naoto Takenaka ini diproduksi oleh Recorded Picture Company bekerja sama dengan Sedic International dan Amuse Soft Entertainment dengan durasi hampir dua jam. Bergenre drama film ini menyaji