Seminggu lalu, di sebuah ruang penuh sesak kami bercanda
Tak ada batasan bahasa dan garis garis wajah
Duduk di lantai bersila, terpisah dua jengkal
Malam yang menyenangkan dan sungguh bahagia bisa tertawa bersama
Wajah serupa dengan pribadi yang berbeda mengantarkan cerita yang berbeda
Selalu saja aroma bahagia dari mata yang hilang tertimpa pipi
Esoknya pergi dengan pamit yang dititip bersama
Tertawa jadi langka, teman senam muka pergi entah kemana
Sungguh kuar biasa ajaibmu menyihir suasana
Melihatmu pun semua orang bisa tertawa
Menunggu waktumu kembali
Dari acara yang temanya "ternyata oh ternyata"
Akhirnya kembali dengan harummu yang beda
Masih ada sisa lelah dan letih di sorot matamu
Mungkin juga karena hobi tidurmu
Sudahlah tak masalah, waktu membawanya pulang untuk kembali tertawa
Dengan berusaha menahan lapar kami mulai tertawa
Pelajaran baru bahwa lapar hanya rasa dan tertawa adalah bahagia
Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah tulisan dari kawan tentang tes bahasa inggris palsu, dan saya juga tergerak untuk menulis tentang hal yang sama. Menjadi catatan bahwa saya bukan orang yang latar belakang pendidikannya bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, namun sejak kecil saya dekat dengan ilmu bahasa. baik itu bahasa ibu kita bahasa Indonesia ataupun bahasa asing seperti bahasa Inggris. Saya bahkan harus jauh jauh ke Oregon State University untuk sekedar memperbaiki nilai TOEFL walaupun kemudian gak berubah juga (hhhheehee).Terus mencoba Menilik ke tulisan teman sebelumnya, soal tes bahasa inggris yang digunakan pemerintah sebagai syarat penerimaan cpns yang saat ini lagi heboh dimana mana. Masalah yang dijadikan topik bahasa dari tulisan teman saya adalah tentang tes bahasa inggris yang dijadikan persyaratan adalah tes yang palsu. Saya setuju dengan apa yang dikatakan teman itu dalam tulisannya bahwa, birokrat negara ini mungkin terlalu sibuk dengan urusan urusan ya...
Comments
Post a Comment