Skip to main content

Brave

"There are those who say fate is something beyond our command. That destiny is not our own, but I know better. Our fate lives within us, you only have to be brave enough to see it." Princess Merida
Kadang lingkungan tidak sepantasnya disalahkan dalam hal membentuk kepribadiaan, sikap dan jalan hidup yang kita pilih. Dibekali akal dan perasaan adalah hal yang padu untuk kita bisa menentukan sendiri arah hidup yang akan kita jalani, menanggung akibat dan merasakan pahit manisnya.
Orang lain dan lingkungan kita adalah pelengkap akan jalan yang kita pilih, bahkan lebih dari itu mereka terkadang menjadi malaikat penolong bagi kita mungkin juga jadi layaknya iblis bertanduk yang siap membawa kita turun ke inti bumi.
Berani, inilah judul yang dipilih Pixar Animation untuk film bergenre adventure fantasy barunya. Memilih cerita dari daratan Skotlandia Brave hadir dengan cerita yang sungguh biasa biasa saja, namun berhasil divisualisasikan dengan menarik.
Adalah kisah seorang puteri kerajaan yang menolak untuk menerima, bahwa sebagai anak tertua dari sebuah kerajaan puteri Merida akan dijodohkan dengan salah satu pangeran dari tiga klan lainnya. Keputusan akan siapa yang menikahi Puteri Merida adalah dengan sebuah pertarungan. Karena tak sepakat dengan jalan seperti itu, Puteri Merida kemudian memilih pertarungan memanah.
Pertarungan pun dimulai hingga tiba pada kontestan terakhir, sang pangeran berhasil memanah dengan tepat. Tak tinggal diam Puteri Merida juga ikut dalam pertarungan itu mewakili keturunan pertama dari kerajaan ayahnya. Queen Elinor ibu Puteri Merida geram melihat tingkah puterinya yang ikut dalam pertarungan panahan itu. Sang ratu pun murka dan memarahi Merida. Merida yang bersedih akan sikap ibunya itu lalu pergi ke hutan dan berjumpa dengan seorang penyihir.
Merida kemudian meminta sang penyihir untuk membuatkan satu mantra untuk merubah sikap ibunya. Alih alih ingin merubah sikap ibunya yang memaksakan tradisi itu kepada Merida, sang ibu malah berubah wujud menjadi seekor beruang. Panik akan kejadian itu, Merida kemudian membawa ibunya keluar istana untuk bertemu sang penyihir, dan kekecewaanpun melanda Merida dan ibunya yang mendapati sang penyihir telah lenyap. Bahkan celakanya sang puteri harus bisa menghafal sebuah kalimat mantra, jika tidak ingin ibunya selamanya menjadi seekor beruang.
Kebersamaan Puteri Merida dan ibunya Ratu Ellinor yang berubah jadi beruang membuat mereka melalui waktu demi waktu dengan sangat dekat, banyak hal yang kemudian memberikan pelajaran kepada sang ibu. Tak terasa waktupun berlalu dengan cepat, Merida harus segera mengambil permadani dan membacakan mantera itu kepada ibunya agar tidak selamanya menjadi seekor beruang. Hingga pada saat terkahir batas mantera itu, akhirnya sang ibu kembali menjadi manusia.
Banyaklah konflik menarik dalam film animasi berdurasi 93 menit ini. Pengisi suara tokoh tokoh dalam film animasi ini pun tak kalah mentereng, sebut saja Emma Thompson aktris senior pemenang dua oscar dan Kelly Mcdonald pemeran Helena" The Gray Lady" dalam Harry Potter.
Overall menilik data dari, situs film IMDB, film ini dihadiahi ratting 7,4. Buat saya cukuplah untuk merekomendasikannya untuk dinonton bersama keluarga.

Comments

Popular posts from this blog

The Pursuit of HappYness

Jika disuruh menyebutkan siapa aktor favorit saya, Will Smith akan menjadi salah satu yang saya sebutkan setelah Tom Hanks. Bagaimana dengan aktris, jika aktor saya punya banyak jagoan maka saya hanya akan memilih Helena Bonham Carter sebagai aktri favorit saya, Peran Helena dalam Fight Club (1999),Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2007) dan yang paling baru The King's Speech (2010)membuat saya langsung jatuh cinta pada aktris kelahiran Golders Green, London, empat puluh enam tahun lalu. Kali ini saya akan coba mereview film karya Gabriele Muccino bergenre drama keluarga berjudul The Pursuit of HappYness. Film ini mungkin tidak begitu terkenal seperti The Departed, Apocalypto, Pans Labyrinth, dan Pirates of The Carribean; Dead Man's Chest yang release di tahun yang sama. Film yang diangkat berdasarkan kisah nyata ini ditulis dengan begitu menarik oleh Steve Conrad dari buku yang berjudul sama. Film yang mengisahkan perjalanan hidup Chris Gardner ini diperankan ...

Eternal Sunshine of The Spotless Mind

"How happy is the blameless vestal's lot?the world forgetting,by the world forgot.Eternal Sunshine of the spotless mind, Each pray'r accepted, and each wish resigned". Alexander Pope Maaf kalo film ini sudah terlalu lama untuk dijadikan sebuah tulisan atau ulasan dalam blog ini. Pastinya, film ini patut untuk dinonton bagi siapa saja yang sedang merasakan hal yang sama atau dalam kasus yang berbeda sekalipun. Menghapus ingatan dalam kepala kita bisa jadi pilihan yang sangat menggoda, walaupun kemudian akan banyak hal yang menjadi dampaknya. Apapun namanya, aktivitas kita berinteraksi dengan orang lain adalah pengalaman yang sangat berharga sebagai makhluk sosial yang kadang asosial. Waktu adalah hal yang menjadi dominan dalam peran keberlangsungan kemampuan memory otak kita untuk mengingat sesuatu hal. Banyak lah kalimat kalimat bijak yang mengarahkan kita untuk yakin bahwa waktu akan bisa menghapus sesuatu tak peduli itu baik atau buruk, itu senang atau baha...

Hara-Kiri: Death of a Samurai

Mungkin masih lekat dalam ingatan kita, bagaimana kisah The Last Samurai (2003) yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Ken Watanabe. The Last Samurai banyak mengangkat keadaan kultural dan segala intriknya pada masa transisi pasca restorasi Meiji. Kali ini saya tidak akan membahas apa yang terjadi dalam film The Last Samurai, kali ini saya akan mengangkat hal yang lebih detail tentang kehidupan seorang Samurai pada masa Shogun berkuasa. Hara-Kiri: Death of a Samurai inilah judul film yang akan kita bahas kali ini. Disutradarai oleh Takashi Miike dan berlatar belakang Jepang sebelum restorasi Meiji. Hara-Kiri adalah film yang diangkat dari sebuah novel karya Yasuhiko Takiguchi dengan judul Ibun rônin-ki sedangkan skenario nya ditulis oleh Kikumi Yamagishi. Film yang dibintangi Kôji Yakusho, Eita dan Naoto Takenaka ini diproduksi oleh Recorded Picture Company bekerja sama dengan Sedic International dan Amuse Soft Entertainment dengan durasi hampir dua jam. Bergenre drama film ini menyaji...