Belajar adalah kehidupan. Hal yang paling berharga ketika kita masih memliki kekuatan untuk menghirup udara gratis dariNya. Belajar dari sebuah kesalahan, mungkin bisa membawa kita menjadi lebih baik dan memahami.
Agak sedikit terbalik dengan peristiwa dalam dua hari yang luar biasa. Pengakuan akan sebuah kesalahan yang datangnya mesti saja di sebuah akhir, pembenaran dan pemaafan akan hal itu pastinya akan menjadi hal yang berat. Namun pengakuan akan hal itu membawa kita belajar lebih jauh lagi dalam memahami sesuatu.
Berusaha untuk tidak jatuh kepada kelemahan yang sama, dan terus punya H.O.P.E untuk bisa lebih baik.
"Sometimes we need to go back, and There is always way to step forward"
"Be brave and God May Love"
Mungkin masih lekat dalam ingatan kita, bagaimana kisah The Last Samurai (2003) yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Ken Watanabe. The Last Samurai banyak mengangkat keadaan kultural dan segala intriknya pada masa transisi pasca restorasi Meiji. Kali ini saya tidak akan membahas apa yang terjadi dalam film The Last Samurai, kali ini saya akan mengangkat hal yang lebih detail tentang kehidupan seorang Samurai pada masa Shogun berkuasa. Hara-Kiri: Death of a Samurai inilah judul film yang akan kita bahas kali ini. Disutradarai oleh Takashi Miike dan berlatar belakang Jepang sebelum restorasi Meiji. Hara-Kiri adalah film yang diangkat dari sebuah novel karya Yasuhiko Takiguchi dengan judul Ibun rônin-ki sedangkan skenario nya ditulis oleh Kikumi Yamagishi. Film yang dibintangi Kôji Yakusho, Eita dan Naoto Takenaka ini diproduksi oleh Recorded Picture Company bekerja sama dengan Sedic International dan Amuse Soft Entertainment dengan durasi hampir dua jam. Bergenre drama film ini menyaji...
Comments
Post a Comment