Saat itu hanya tiga kata yang kemudian mempertemukan pembicaraan, lewat gerak jari jemari yang perlahan kaku tak sanggup berbicara.
Adalah harapan yang terungkap dalam kalimat itu, for better future. Menemukan orang yang benar dalam hidup di mata Tuhan yang telah menggariskan jalan yang penuh cemooh dan kesombongan bergantian.
Tangis untuk menguatkanmu, ketegaran adalah motivasi baru, kebahagiaan adalah milik bersama yang dibagi dengan tawa atau hanya sekedar senyuman, ingatkah?
Mengejar impian di tanah peradaban yang berbeda, kembali beserta tangis, pelukan terkasih pun datang tak henti, menyeka setiap kepedihanmu. Melihat dengan kedua mata ini dirimu berlalu.
Terus ada walau tangis dan tawa datang, bahkan hujan dan panas pun tak bisa menolak.
Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah tulisan dari kawan tentang tes bahasa inggris palsu, dan saya juga tergerak untuk menulis tentang hal yang sama. Menjadi catatan bahwa saya bukan orang yang latar belakang pendidikannya bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, namun sejak kecil saya dekat dengan ilmu bahasa. baik itu bahasa ibu kita bahasa Indonesia ataupun bahasa asing seperti bahasa Inggris. Saya bahkan harus jauh jauh ke Oregon State University untuk sekedar memperbaiki nilai TOEFL walaupun kemudian gak berubah juga (hhhheehee).Terus mencoba Menilik ke tulisan teman sebelumnya, soal tes bahasa inggris yang digunakan pemerintah sebagai syarat penerimaan cpns yang saat ini lagi heboh dimana mana. Masalah yang dijadikan topik bahasa dari tulisan teman saya adalah tentang tes bahasa inggris yang dijadikan persyaratan adalah tes yang palsu. Saya setuju dengan apa yang dikatakan teman itu dalam tulisannya bahwa, birokrat negara ini mungkin terlalu sibuk dengan urusan urusan ya...
Comments
Post a Comment